Tak pernah terbayangkan seorang yang berprofesi sebagai bidan Ibu Rosmiati ditugaskan ke tempat yang tidak mudah dijangkau dan sangat terpencil , dimana fasilitas dan transportasi serta kesehatan sangat terbatas di Desa Tunggal Rahayu Jaya Kecamatan Teluk Belengkong Kabupaten Indragiri Hilir, Riau untuk aliran listrik saja tidak menyala 24 jam setiap hari.
Apalagi berdasarkan data yang ditemukan banyak sekali kematian yang disebabkan telatnya penanganan medis pada Ibu-ibu yang melahirkan sehingga harus meregang nyawa karena kehabisan darah di perjalanan karena untuk dirujuk ke rumah sakit terdekat saja pasien harus ditandu dan menyeberangi sungai berjam-jam.
Perempuan kelahiran Riau 27 Oktober 1984, Ibu Rosmiati yang memiliki penampilan sederhana dan apa adanya ini sangat kreatif. Ditempatkan di daerah yang terpencil membuat Ibu Rosmiati berfikir keras dalam mengatasi masalah mengenai kesehatan.
Akhirnya tercetuslah ide untuk menggalang dana kesehatan dengan menarik iuran wajib bulanan kepada setiap kepala keluarga. Dana yang terkumpul diberikan kepada warga yang bersalin akan tetapi jika warga harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) maka daya yang harus tersedia juga semakin besar.
Untuk mengatasi masalah di desa tersebut Ibu Rosmiati melakukan berbagai inovasi dengan aktif melakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat , terutama ibu hamil dan remaja putri dengan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dimengerti menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan , tanda – tanda bahaya saat kehamilan serta cara merawat bayi yang baru lahir.
Selain itu Ibu Rosmiati juga menggagas tabungan untuk Ibu bersalin dengan nominal terserah warga dan khusus bagi yang hamil saja, karena nominal yang tidak ditentukan sehingga jumlah tabungan yang dikumpulkan warga sangat bervariasi .
Ibu Rosmiati mencatat rekor tabungan persalinan paling banyak mencapai Rp. 2 juta jika ditambah santunan dana kesehatan yang diterima nominalnya sudah cukup untuk ongkos bersalin di RSUD setempat, tetapi ada juga yang tabungan persalinannya hanya Rp. 30 ribu hingga menjelang kelahiran.
Yang jelas, berapapun tabungan yang terkumpul akan dikembalikan secara utuh kepada pasien, bidan Rosmiati tidak menarik potongan sepeserpun dari tabungan tersebut. Saat ini bidan Rosmiati sangat bersyukur karena peralatan medis di tempatnya bekerja kini sudah mulai komplit , tetapi tetap semangat dan kampanye agar warga semakin banyak bersedia untuk terus menabung demi persiapan persalinan karena tidak ada yang bisa memperkirakan persalilan akan berlangsung lancar atau tidak.
Berkat dedikasinya yang luar biasa , Ibu Rosmiati berhasil mengatasi segala tantangan yaitu berhasil menurunkan angka kematian Ibu dan Anak di desanya. Walaupun berada di daerah terpencil Ibu Rosmiati tidak hanya berdiam diri , tetapi terus berinovasi untuk mencari solusi terbaik.
Ibu Rosmiati juga semangat dalam membantu masyarakat tanpa mengharapkan imbalan,sehingga mengantarkan beliau menjadi salah satu Penerima SATU Indonesia Awards Nasional dari Astra pada tahun 2012, dengan dedikasi luar biasa Obu Rosmiati sebagai seorang bidan desa yang telah berkontribusi sebagai penggerak dalam bidang kesehatan Ibu dan Anak khususnya di daerah Indragiri Hilir, Riau yang mana mampu mengurangi angka kematian dan meningkatkan kesehatan Ibu dan Anak memang layak mendapatkan penghargaan ini.
Bidan Rosmiati merupakan satu-satunya tenaga medis yang berada di desa terpencil dengan tingkat kehamilan warganya yang rapat serta ancaman berbagai penyakit. Semoga makin banyak bidan Rosmiati yang ada di Indonesia yang dapat menginspirasi kita semua untuk turut serta dalam meningkatkan kesehatan Ibu dan anak di Indonesia.
Semoga pemerintah juga memperhatikan nasib dari para bidan yang ditempatkan di daerah terpencil dengan memperhatikan dan melengkapi ambulans terapung yang siap melayani ke desa-desa yang jauh dari transportasi dan penambahan jam singgah perahu atau speedboat ambulans.
Semoga dedikasi luar biasa Ibu Rosmiati sebagai seorang bidan desa yang ditempatkan di daerah terpencil menjadi contoh buat para generasi bidan-bidan muda di Indonesia, meski berada di daerah terpencil , dapat membuat perubahan besar bagi masyarakat.
#LFAAPADETIK2024
Posting Komentar untuk "Dedikasi Luar Biasa Ibu Rosmiati Sebagai Seorang Bidan Desa"